Translate Into Another Language

Showing posts with label nasionalis. Show all posts
Showing posts with label nasionalis. Show all posts

Tuesday, December 9, 2014

Indonesia, Aku Cinta Padamu

    Cinta tanah air. Sebuah pernyataan sederhana namun sarat makna. Kecintaan terhadap tanah air pada hari ini kembali menemukan momennya, urgensi untuk dibangkitkan dan diperkuat kembali sangatlah mendesak. Menengok sejarah, semangat cinta tanah air identik dengan bela negara. Para pahlawan bangsa bersedia mengorbankan apa saja yang mereka miliki, segala hal yang mereka bisa, demi kemerdekaan Republik Indonesia. Sedangkan hari ini, kita malah terlena dengan kemerdekaan. Bersantai-santai, lupa mengembangkan diri, lupa mencintai negeri. Seakan tak ingat lagi bahwa kemerdekaan tak diperoleh dengan mudah. Ada darah, nyawa dan harta tak terkira yang dikorbankan saat itu.
    Pancasila, sebagai dasar negara republik ini, sedang mengalami masa kritis karena diserang dari segala penjuru. Ada pihak-pihak yang tidak menginginkan Indonesia ini bersatu. Mereka tak suka  terhadap keragaman kita, mereka justru sibuk mengobarkan kebencian dan mempertegas perbedaan. Hasutan dan fitnah adalah hal lazim bagi orang-orang ini. Indonesia makin tercerai berai? Makin senang mereka. Provokator bertebaran dimana-mana. Di dunia nyata maupun maya. Dampaknya, konflik antar etnis, agama dan kelompok, sangat marak terjadi. Beda pilihan saat pilkada dan pilpres saja bisa jadi percikan api yang membesar, kian membesar. Ketika persatuan kita lemah, negeri ini hanya tinggal menunggu waktu menuju kehancuran.
    Bentuk negara kita pun tak luput dari ancaman. Terdapat beberapa golongan yang berniat buruk ingin merusaknya. Ironisnya, hasutan untuk membongkar NKRI menjadi bentuk-bentuk yang sama sekali asing, dan menyimbolkan agama tertentu malah gencar datang dari kaum muda!. Mahasiswa-mahasiswa yang (menurut saya) telah berhasil di-brainwash, dicuci otak dengan doktrin-doktrin sesat dan ideologi impor justru ingin menggulingkan NKRI dan menggantikannya dengan sistem lain yang sangat tak cocok dengan kebhinekaan Indonesia.
    Mengapa ini terjadi? Nampaknya semangat kebangsaan mulai memudar. Karena itulah, penguatan semangat nasionalis dan patriotisme harus segera dilakukan. Jati diri mahasiswa harus kembali ke akarnya, yakni mengawal kemerdekaan Indonesia, sekaligus membawa negeri ini menuju arah yang lebih baik. Eksistensi mahasiswa lebih dari sekedar turun aksi, berdemo di jalan-jalan (yang ironisnya malah menimbulkan antipati publik karena membuat macet), dan orasi berlebihan namun ternyata luput didengar oleh pihak yang kita protes.
    Wahai rekan-rekan mahasiswa yang saya sayangi, alangkah indah apabila kita mampu membangkitkan Indonesia yang sedang terpuruk ini. Dengan apa? tentunya dengan membentuk karakter mahasiswa yang kritis, berjiwa patriotis-nasionalis, memiliki wawasan dan pergaulan luas, selalu mengasah bakat dan keterampilan namun tetap berpegang teguh pada keyakinan agama masing-masing. Energi yang dimiliki pemuda akan sangat powerful dampaknya apabila diarahkan ke bidang yang tepat. Terdengar muluk-muluk? Ah, tidak juga. Banyak contoh pemuda-pemudi Indonesia yang behasil berkarya lebih dalam bidangnya, dan membawa nama positif negeri ini ke kancah internasional.
Hilangkanlah pemikiran negatif dan pesimis. Tiap-tiap usaha, sekalipun terlihat enteng dan remeh wajib kita apresiasi . Mari mulai berkarya, marilah kita ambil langkah pertama menuju target kita. Kesempatan untuk berbakti dan mengabdi bagi masyarakat  sangat  terbuka lebar. Semangat cinta tanah air, dan cita-cita untuk memajukannya adalah energi penggerak kita untuk berkarya. Manfaatkan ilmu anda dalam kehidupan nyata, gunakan pengalaman organisasi di kampus untuk memajukan lingkungan tempat tinggal anda. Bagi sahabat-sahabati  yang beruntung mendapat kesempatan ke luar daerah bahkan ke luar negeri, saya harapkan untuk mempelajari bahasa dan budaya daerah/negara  tersebut dengan baik. Keragaman budaya Indonesia wajib kita pertahankan, namun tetaplah berusaha mengenal budaya lain. Bangun jaringan dengan pihak lain. Perkaya diri anda dengan pengalaman dan berbagai keterampilan. Karena pendidikan, sesungguhnya merupakan investasi jangka panjang.
Sebagaimana uraian saya di atas, hal-hal tersebut adalah aksi-aksi yang bisa dan perlu kita lakukan untuk mengisi kemerdekaan. Nasib bangsa ini, nasib keutuhan negara ini, mutlak ada di tangan kita. Berhentilah bersikap apatis dan egois, karena tantangan yang kita hadapi bersama sudah sedemikian besar. Mari berkontribusi memajukan negeri. Republik ini akan maju bukan hasil kinerja satu-dua orang hebat, melainkan melalui sumbangsih rakyat hebat yang bekerja bersama-sama. Kami, saya, bersama seluruh bangsa akan mendorong manusia Indonesia menjadi manusia berjiwa  merdeka, mencintai tanah air, berdaulat, sehat, terdidik, dan bisa meraih kemakmuran dalam sebuah bangsa yang adil.
Salam Pergerakan!!!
Magelang, Desember 2014

Siti Jamilatul Husna
(Kader PMII Magelang)