forLISA
News (02/02) MAGELANG.
Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, resmi dilantik di Gedung PCNU, Palbapang, Mungkid pada Sabtu (01/02). Sebanyak 15 kader PMII dilantik menjadi pengurus cabang untuk masa khidmat 2013-2014. Dalam pelantikan kali ini Najib Aulia Zaman resmi menjadi Ketua Umum Pengurus Cabang PMII Magelang menggantikan Aswadi, ketua periode sebelumnya. Hadir dalam acara ini Arif Taufiq perwakilan dari Pengurus Besar PMII, Mabincab PMII Magelang Ahmad Labib Asrori, S.E, M.M, Ikatan Alumni PMII Magelang, unsur Banom NU, elemen organisasi mahasiswa, perwakilan PMII se-Danyang Sumbing serta puluhan kader PMII.
Dalam sambutannya, ketua umum PC PMII sahabat Najib menyampaikan rencana-rencana
pembenahan yang akan dilakukan dan harapan semoga kepengurusan yang baru ini
mampu berkinerja lebih baik lagi. Sambutan kedua dari PB PMII, Arif Taufiq
berupa pertanyaan retoris “Akankah lima belas orang ini tetap utuh bekerjasama
hingga masa khidmat berakhir?” Inilah tantangan bagi pengurus baru. Ahmad Labib
Asrori selaku Mabincab juga mengajukan hal serupa. “Mampukah PMII berperan
menyadarkan masyarakat bahwa politik adalah keniscayaan namun harus
berlandaskan ideologi?”. Hal ini dikarenakan aspek-aspek primordialisme,
politik trasansaksional dan teritorial masih membelenggu masyarakat.
Selain seremonial pelantikan, dilaksanakan pula sarasehan yang bertajuk “ Membaca Peta Politik 2014 dalam Perspektif Pergerakan” yang dipandu oleh Abdul Basith sebagai alumni sekaligus tokoh pendiri PMII Magelang. Abdul Basith memaparkan mengenai pemetaan politik melalui perspektif PMII. Fenomena saat ini, para kader masih gagap dalam membaca situasi. “Padahal sebagai seorang kader, setidaknya ada tiga unsur yang harus ada. Yakni wacana yang kuat, ideologi yang kokoh dan militansi. Kekurangan salah satu unsur menimbulkan ketimpangan yang bisa membahayakan.” Ia mencontohkan para pelaku teroris yang sangat militan, punya ideologi namun tak memiliki wacana. “Kita boleh melangit setinggi-tinggi nya, tapi jangan melupakan akar. Jadilah orang yang bisa
mewarnai dan bukannya diwarnai pihak lain” sambungnya. Selanjutnya ia memberi
kesempatan kepada sahabat lain untuk menyampaikan aspirasi mereka.
Dodik Setiawan mengusulkan untuk membentuk suatu forum diskusi sehingga interaksi antar kader bisa lebih intens. “Topiknya tentu tidak usah yang berat dan sulit. Awalilah dengan hal-hal ringan, atau bisa juga berdiskusi mengenai buku dan sebagainya”. Beberapa kader juga mengajukan pertanyaan, seperti apa yang perlu kita lakukan apabila wacana masih kosong? Tentang teknis pengkaderan dan bagaimana menguatkan bargaining position PMII?.
Beragam pertanyaan tersebut dijawab oleh para alumni hingga tuntas. Beberapa solusi juga diusulkan oleh pengurus yang baru dilantik. Salah satu yang menarik adalah final statement dari sahabat Kosim,yakni “Akan besar atau tidakkah PMII nantinya, sepenuhnya ada di tangan kita sendiri.” Dalam berorganisasi, keikhlasan untuk berjuang dan kemauan nan pantang menyerah adalah hal yang krusial. Membaca dan berdiskusi sangat penting bagi mahasiswa karena penguasaan pengetahuan sangat dibutuhkan untuk menjadi pemenang. Struktur kepengurusan baru ini sendiri diharapkan menjadi titik awal menuju gebrakan baru oleh PMII Magelang. (SJH)
Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, resmi dilantik di Gedung PCNU, Palbapang, Mungkid pada Sabtu (01/02). Sebanyak 15 kader PMII dilantik menjadi pengurus cabang untuk masa khidmat 2013-2014. Dalam pelantikan kali ini Najib Aulia Zaman resmi menjadi Ketua Umum Pengurus Cabang PMII Magelang menggantikan Aswadi, ketua periode sebelumnya. Hadir dalam acara ini Arif Taufiq perwakilan dari Pengurus Besar PMII, Mabincab PMII Magelang Ahmad Labib Asrori, S.E, M.M, Ikatan Alumni PMII Magelang, unsur Banom NU, elemen organisasi mahasiswa, perwakilan PMII se-Danyang Sumbing serta puluhan kader PMII.
Dalam sambutannya, ketua umum PC PMII sahabat Najib menyampaikan rencana-rencana
Selain seremonial pelantikan, dilaksanakan pula sarasehan yang bertajuk “ Membaca Peta Politik 2014 dalam Perspektif Pergerakan” yang dipandu oleh Abdul Basith sebagai alumni sekaligus tokoh pendiri PMII Magelang. Abdul Basith memaparkan mengenai pemetaan politik melalui perspektif PMII. Fenomena saat ini, para kader masih gagap dalam membaca situasi. “Padahal sebagai seorang kader, setidaknya ada tiga unsur yang harus ada. Yakni wacana yang kuat, ideologi yang kokoh dan militansi. Kekurangan salah satu unsur menimbulkan ketimpangan yang bisa membahayakan.” Ia mencontohkan para pelaku teroris yang sangat militan, punya ideologi namun tak memiliki wacana. “Kita boleh melangit setinggi-tinggi
Dodik Setiawan mengusulkan untuk membentuk suatu forum diskusi sehingga interaksi antar kader bisa lebih intens. “Topiknya tentu tidak usah yang berat dan sulit. Awalilah dengan hal-hal ringan, atau bisa juga berdiskusi mengenai buku dan sebagainya”. Beberapa kader juga mengajukan pertanyaan, seperti apa yang perlu kita lakukan apabila wacana masih kosong? Tentang teknis pengkaderan dan bagaimana menguatkan bargaining position PMII?.
Beragam pertanyaan tersebut dijawab oleh para alumni hingga tuntas. Beberapa solusi juga diusulkan oleh pengurus yang baru dilantik. Salah satu yang menarik adalah final statement dari sahabat Kosim,yakni “Akan besar atau tidakkah PMII nantinya, sepenuhnya ada di tangan kita sendiri.” Dalam berorganisasi, keikhlasan untuk berjuang dan kemauan nan pantang menyerah adalah hal yang krusial. Membaca dan berdiskusi sangat penting bagi mahasiswa karena penguasaan pengetahuan sangat dibutuhkan untuk menjadi pemenang. Struktur kepengurusan baru ini sendiri diharapkan menjadi titik awal menuju gebrakan baru oleh PMII Magelang. (SJH)