Translate Into Another Language

Showing posts with label PMII. Show all posts
Showing posts with label PMII. Show all posts

Wednesday, February 5, 2014

Pelantikan dan Sarasehan PC PMII Magelang


forLISA News (02/02) MAGELANG.

Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, resmi dilantik di Gedung PCNU, Palbapang, Mungkid pada Sabtu (01/02). Sebanyak 15 kader PMII dilantik menjadi pengurus cabang untuk masa khidmat 2013-2014. Dalam pelantikan kali ini Najib Aulia Zaman resmi menjadi Ketua Umum Pengurus Cabang PMII Magelang menggantikan Aswadi, ketua periode sebelumnya. Hadir dalam acara ini Arif Taufiq perwakilan dari Pengurus Besar PMII, Mabincab PMII Magelang Ahmad Labib Asrori, S.E, M.M, Ikatan Alumni PMII Magelang, unsur Banom NU, elemen organisasi mahasiswa, perwakilan PMII se-Danyang Sumbing serta puluhan kader PMII.

Dalam sambutannya, ketua umum PC PMII sahabat Najib menyampaikan rencana-rencana pembenahan yang akan dilakukan dan harapan semoga kepengurusan yang baru ini mampu berkinerja lebih baik lagi. Sambutan kedua dari PB PMII, Arif Taufiq berupa pertanyaan retoris “Akankah lima belas orang ini tetap utuh bekerjasama hingga masa khidmat berakhir?” Inilah tantangan bagi pengurus baru. Ahmad Labib Asrori selaku Mabincab juga mengajukan hal serupa. “Mampukah PMII berperan menyadarkan masyarakat bahwa politik adalah keniscayaan namun harus berlandaskan ideologi?”. Hal ini dikarenakan aspek-aspek primordialisme, politik trasansaksional dan teritorial masih membelenggu masyarakat.

Selain seremonial pelantikan, dilaksanakan pula sarasehan yang bertajuk “ Membaca Peta Politik 2014 dalam Perspektif Pergerakan” yang dipandu oleh Abdul Basith sebagai alumni sekaligus tokoh pendiri PMII Magelang. Abdul Basith memaparkan mengenai pemetaan politik melalui perspektif PMII. Fenomena saat ini, para kader masih gagap dalam membaca situasi. “Padahal sebagai seorang kader, setidaknya ada tiga unsur yang harus ada. Yakni wacana yang kuat, ideologi yang kokoh dan militansi. Kekurangan salah satu unsur menimbulkan ketimpangan yang bisa membahayakan.” Ia mencontohkan para pelaku teroris yang sangat militan, punya ideologi namun tak memiliki wacana. “Kita boleh melangit setinggi-tingginya, tapi jangan melupakan akar. Jadilah orang yang bisa mewarnai dan bukannya diwarnai pihak lain” sambungnya. Selanjutnya ia memberi kesempatan kepada sahabat lain untuk menyampaikan aspirasi mereka.

Dodik Setiawan mengusulkan untuk membentuk suatu forum diskusi sehingga interaksi antar kader bisa lebih intens. “Topiknya tentu tidak usah yang berat dan sulit. Awalilah dengan hal-hal ringan, atau bisa juga berdiskusi mengenai buku dan sebagainya”. Beberapa kader juga mengajukan pertanyaan, seperti apa yang perlu kita lakukan apabila wacana masih kosong? Tentang teknis pengkaderan dan bagaimana menguatkan bargaining position PMII?.

Beragam pertanyaan tersebut dijawab oleh para alumni hingga tuntas. Beberapa solusi juga diusulkan oleh pengurus yang baru dilantik. Salah satu yang menarik adalah final statement dari sahabat Kosim,yakni “Akan besar atau tidakkah PMII nantinya, sepenuhnya ada di tangan kita sendiri.” Dalam berorganisasi, keikhlasan untuk berjuang dan kemauan nan pantang menyerah adalah hal yang krusial. Membaca dan berdiskusi sangat penting bagi mahasiswa karena penguasaan pengetahuan sangat dibutuhkan untuk menjadi pemenang. Struktur kepengurusan baru ini sendiri diharapkan menjadi titik awal menuju gebrakan baru oleh PMII Magelang. (SJH)

Jangan Kehilangan Identitas


Friday, November 29, 2013

Asal Mula Sapaan Khas Sahabat-sahabati

Assalamualaikum para pembaca yang dimuliakan Allah :)

Postingan kali ini berangkat dari sebuah pertanyaan sederhana. Pernahkah anda memikirkan darimana sapaan khas “Sahabat & Sahabati” berasal? Dan apakah filosofi di balik sapaan ini?

Dari buku Antologi NU jilid II, sapaan Sahabat berasal dari Bahasa Arab Shohabat yang sudah di-Indonesia-kan. Artinya kawan atau teman. Sapaan ini adalah ciri khas panggilan dalam organisasi PMII, Ansor dan Fatayat :).

Mengapa kata ini yang dipilih? Asal muasalnya begini. Penggunaan kata Sahabat merupakan tabarukan (mengharap berkah) dari sebutan untuk orang-orang yang senantiasa dekat dan selalu mendampingi perjuangan Nabi Muhammad SAW. Diharapkan, para anggota PMII, Ansor dan Fatayat juga memiliki jiwa shohabat-shohabat nabi, yakni tangguh, bermental muhlis, senantiasa siap menjalankan tugas dan tanpa pamrih. Selain itu juga siap untuk berkorban dan tidak mengharapkan imbalan.

Cukup singkat dan jelas kan? :). Semoga dengan kita membiasakan menggunakan sapaan Sahabat-sahabati, berkobarlah semangat keislaman dan juga kerelaan kita untuk berkorban. 

Salam Pergerakan!

Friday, March 29, 2013

Yuk Belajar Jurnalistik Dasar! ^__^



Salah satu bentuk kepedulian alumni agar teman-teman bisa terus berproses bisa melalui bidang jurnalistik, ini ada oleh-oleh dari kang Sholahuddin Al ahmed, sangat bermanfaat untuk belajar jurnalistik dari dasar :)

Monggo bagi yang berminat mengembangkan bakat menulisnya bisa unduh disini.

Dan ini pesan-pesan kang Sholahuddin:

==tanamkan pada hati bahwa anda adalah calon penulis hebat==

==Malu bertanya sesatkan pikiran, sering bertanya bukti kecerdasan==

Selamat berproses menjadi penulis hebat ^_^


Credit to>
Sahabat Gabriel Auliaztuta


Kang Sholahuddin
 

Saturday, February 23, 2013

Gambaran Singkat Mengenai Aswaja (1)


Apakah anda sering mendengar istilah "Aswaja"? Bagi sahabat/sahabati PMII tentu tidak asing lagi dengan singkatan ini. Tapi bagi yang belum, okelah, kami akan berusaha memberikan sedikit gambaran mengenai Aswaja.

Pengertian Aswaja

Aswaja adalah singkatan dari "Ahlusunnah wal Jama'ah", yang terdiri dari kalimat:
Ahlun, artinya keluarga, pengikut, golongan.
Ahlusunnah, artinya pengikut sunnah nabi.
Wal Jama'ah, artinya penganut i'tiqad seperti i'tiqad jama'ah sahabat-sahabat Nabi.

Maka Ahlusunnah wal Jama'ah ialah golongan umat islam yang dalam mengajarkan ajaran agamanya sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW dan para sahabatnya.

Untuk penjelasan lebih lanjut, Insya Allah akan dilanjutkan dalam postingan berikutnya :).

Apa Itu PMII?

Apa sih sebenarnya PMII itu?

PMII adalah singkatan dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. PMII merupakan salah satu
organisasi kemahasiswaan yang berafiliasi kepada Nahdlatul Ulama.

PMII berdiri tanggal 17 April 1960 dengan latar belakang situasi politik tahun 1960-an yang mengharuskan mahasiswa turut andil dalam mewarnai kehidupan sosial politik di Indonesia. Pendirian PMII dimotori oleh kalangan muda NU (meskipun di kemudian hari dengan dicetuskannya Deklarasi Murnajati 14 Juli 1972, PMII menyatakan sikap independen dari lembaga NU). Di antara pendirinya adalah Mahbub Djunaidi dan Subhan ZE (seorang jurnalis sekaligus politikus legendaris).


Meskipun independen, kalangan di dalam dan di luar NU mayoritas melihat hal itu hanya sekedar formalitas belaka. Pada realitasnya, nyaris siapapun tidak bisa memisahkan antara PMII dengan NU. Kader-kader PMII di banyak jenjang dan ruang menjadi tulang punggung struktur NU, Banom-banomnya, dan lembaga-lembaganya. Dengan demikian faktanya adalah bahwa PMII berhasil menjadi kawah candradimuka bagi lahirnya generasi pemikir, organisatoris NU, bahkan leader partai-partai politik yang voters-nya kebanyakan adalah nahdliyin.

Hingga saat ini, mayoritas kader PMII merupakan jebolan pesantren-pesantren yang digawangi oleh kiai-kiai NU kharismatik dan alim. Mereka masih menjalankan ritus yang sama sebagaimana lazimnya yang diajarkan para kiai. Bahkan, sejak deklarasi Munarjati, keberadaan kantor PB PMII masih satu atap dengan PBNU yang sampai dengan akhir 90-an tidak pernah dipersoalkan. 


Kader-kader PMII diharapkan dapat menjadi agen dan duta-duta utama NU dalam berdakwah di kampus

credit> 
Wikipedia
Situs resmi NU


Friday, February 22, 2013

Subhan ZE

Subhan ZE, H.M.
Ekonom. Politikus. Tokoh Muda Cemerlang




Beliau lahir di Kepanjen, Malang 29 Januari 1929. Putra HM Rochlan Ismail. Namun sejak masa kanak-kanak sudah tinggal di di Kudus bersama paman dan bibinya, HM Zaenuri Ehsan yang pengusaha rokok. Nama ZE di belakang namanya adalah singkatan dari Zaenuri Ehsan, paman yang mengasuhnya sejak kecil, sekaligus sebagai ayah angkatnya.

Sejak kecil terbiasa belajar sendiri, berotak cerdas dan mampu membaca buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris. Pernah mengikuti kuliah di UGM, namun hanya sebagai mahasiswa pendengar. Dalam status yang sama, konon juga dilakukanya di universitas-universitas yang lain. Rajin mengunjungi kampus-kampus dalam dan luar negeri bahkan menjadi dosen tamu di Stanford, Blemington, Washington dsb, dan uniknya beliau tidak memiliki gelar akademik formal. Dari awal, Subhan sudah terbiasa dengan dunia pergerakan , diantaranya dengan bergabung AMRI, BPRI, Kepanduan Hizbul Wathan, KAMI, KAP Gestapu dan Ketua Front Pancasila.

Merupakan salah satu tokoh sentral pendiri PMII dan pernah menjabat sebagai Wakil Ketua MPR dalam kurun waktu 1966-1971.


Dicuplik dengan pengubahan
dari Buku I Antologi NU
Sejarah- Istilah - Amaliah - Uswah
Cet. Kedua, Februari 2008
Khalista, Surabaya & LTN NU Jatim

foto: net